Jumat, 07 November 2008

Aku dan Akhir Perjalananku.....

Ku berjalan melintasi dunia dalam perjalanan panjangku
Tanah demi tanah
Setapak demi setapak

Hingga saat kulihat hutan yang teramat luas menghadang langkahku

Kuputuskan memasuki hutan itu untuk sejenak melepaskan lelahku dan menghilangkan lapar dan dahagaku

Di dalamnya kujumpai pohon besar dengan daunnya yang berwarna kelabu yang berdiri kokoh ditemani burung-burung kecil yang bermain riang diatas dahannya

“Hai bagaimana kabarmu hai pohon?, bolehkah aku beristirahat dibawah dahanmu yang rimbun dan memakan buahmu yang segar untuk menghilangkan laparku yang teramat sangat?”

“Jangan kau ganggu sepiku, hai manusia!, dan jangan harap kau duduk diatas akar-akarku terlebih lagi memakan buahku” jawabnya
“Mengapa?” tanyaku heran pada pohon itu
“Sudahlah pergi dengan segala kebodohanmu dan lanjutkan perjalananmu!”, jawabnya kembali
“Ya.. pergilah kau dan ganggu pohon kami!”, burung-burung kecil itu turut menimpali dengan kemarahan mereka kepadaku

Kuputuskan kembali melanjutkan perjalananku dan sampailah aku disebuah sungai kecil yang mengalir dengan percikan riaknya yang seolah tampak sedang menari-nari bersama bebatuan

Kusapa mereka “hai apa kabar wahai sungai kecil, bolehkah aku meminum airmu untuk meghilangkan dahagaku?”

“Pergi kau!, manusia sepertimu tak pantas meminum airku dan mencemarinya dengan segala kekotoran yang turut kau bawa bersamamu”, jawab sungai itu dengan kebenciannya kepadaku,
“Ya pergilah kau!”, riak-riak sungai pun tak luput melontarkan sejuta penolakan atas kehadiranku,
Dalam kebimbangan aku melangakahkan kakiku kembali,
Seribu pertanyaan memenihi pikiranku…. MENGAPA ?
Namun tak satupun dapat kujawab.

Selama ini aku merasa aku telah tahu segalanya,
Telah kusinggahi seluruh penjuru negeri dalam pengembaraanku,
Telah ku lalui semua setapak demi setapak dalam hidupku,
Berkawan dengan kerikil-kerikil jalan dalam perjalananku,
Bercanda dengan teriknya matahari,
Bercengkrama dengan angin,
Semua hikmah telah kujadikan makanan bagi jiwaku yang lapar,
Semua kebijaksanan telah kujadikan air bagi dahagaku,
Apakah itu semua belum cukup

“KATAKAN HAI LANGIT APAKAH ITU SEMUA BELUM CUKUP !”
Kutatap langi...
Bahkan mataharipun memalingkan wajahnya dariku seakan malu untuk memandangku,
Langkahku kembali kuayunkan dalam kekecewaanku yang terdalam,
Kuterus berjalan... Berjalan... dan berjalan...
Hingga kulihat bayanganku sendiri diatas tanah ini,

Sejenak ia menatapku lama seakan mengatakan sesuatu kepadaku,
Dalam diamnya ia mengatakan sejuta kata untukku,
Ya.. ia telah mengatakan semuanya dalam kebisuannya.

Perjalananku tidaklah lain perjalanan menuju apa yang ku cari,
Sedangkan akutidak tahu apa yang ku cari,
Perjalananku adalah perjalanan menuju akhir tujuanku,
Sedangkan aku tidak tahu arah mana yang ku tuju,
Aku merasa sudah tahu banyak,
Padahal aku sama sekali tidak mengetahui apapun.

Jiwaku tertunduk malu,
Kutatap tanah demi tanah yang telah kupijak,
Mereka semua berubah menjadi pekat,
Dan akhirnya ku lepaskan alas kakiku,
Karena apalah artinya berkawan dengan kerikil jikalau tak merasakan sakitnya,
Kulepaskan topi jeramiku,
Karena apalah artinya bercanda dengan teriknya matahari jika tak merasakan panasnya,
Kulepaskan bajuku,
Karena apalah artinya bercengkrama dengan angin jika tak merasakan dinginnya,
Kuberlari telanjang ke segala penjuru arah karena setiap arah adalah tujuanku.

Kubiarkan kerikil menusuk perih kaki telanjangku,
Kubiarkan panasnya terik matahari menyengatku dalam peluhku,
Kubiarkan dinginnya angin menyapa tubuh telanjangku sebagaimana saat aku dilahirkan,
Dan kuterus berlari dan berlari,
Dalam rasa lapar yang memberiku kebijaksanaan,
Dalam rasa haus yang mengajarkanku akan arti berterima kasih.

Hingga akhirnya kutemui akhir dari perjalananku,
Sesaat sebelum aku mulai mencarinya....


2 my dearest, thanks 4 your support

0 komentar:

Caution : Wajib diklik

Followers

Caution : Wajib diklik